Cari Ilmu Yuuck...

Rabu, 14 April 2010

Bila Kuburan Diagungkan

dlm perjalanan hidup manusia terkadang perlu utk kembali menengok ke sejarah masa lampau masa-masa sebelum datang cahaya Islam. Sebuah masa yg penuh dgn perilaku kejahilan dan semangat hawa nafsu di mana di dlm terdapat tatanan kehidupan yg didasarkan hanya pada pandangan baik akal dan “kesepakatan” orang banyak. Bukan tatanan kehidupan yg dibimbing oleh wahyu dari Dzat Yang Maha Benar.
Kita perlu menengok kepada kehidupan di masa jahiliyyah itu krn realita kehidupan kita di masa ini ternyata banyak memiliki kesamaan dgn realita di masa jahiliyyah. Padahal dgn diutus Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg membawa cahaya Islam berbagai konsep kemasyarakatan ala masyarakat jahiliyyah itu semesti terhapuskan krn bertentangan dgn nilai-nilai Islam. Dengan demikian menggali kembali hakikat alam kehidupan jahiliyyah bukan suatu keterbelakangan dan kejumudan berfikir namun merupakan langkah utk lbh maju ke depan.
Merupakan suatu keterbelakangan bila kita tdk mau mempelajari berbagai praktek kehidupan jahiliyyah sehingga disadari atau tdk kita telah terjatuh kepada perilaku kehidupan jahiliyyah itu. Tanpa sadar kita telah menjadi pendukung utk menghidupkan syi’ar-syi’ar mereka. Telah digambarkan oleh banyak sastrawan bagaimana kejahatan dan kebiadaban ala hewan dlm alam jahiliyyah. Yang kuat berkuasa dan yg lemah diinjak-injak bahkan menjadi budak.
Penggambaran dgn bahasa yg indah tentang kehidupan jahiliyyah sesungguh tdk mewakili pengupasan akar kejahatan tersebut lebih-lebih jika ingin mencabutnya. Cikal bakal kehidupan jahiliyyah memunculkan segala wujud kejahatan berupa kerusakan dlm bentuk pemerkosaan hati tiap insan dgn perbuatan kedzaliman yg terbesar yaitu “Kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”.
Penghambaan yg keluar dari aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala penghambaan yg diiringi dgn penghinaan diri kepada sesuatu yg lbh rendah darinya. Penghambaan kepada batu kuburan pohon tempat-tempat keramat dan sebagai merupakan pembunuhan terhadap fitrah yg suci di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan tiap hamba dengannya. Juga merupakan perusakan terhadap akal manusia yg Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuliakan dan membedakan dgn makhluk-makhluk lain. Penjajahan terhadap kemerdekaan tiap insan utk bisa langsung berhubungan dgn Rabb- dan perbudakan diri yg tdk pada tempatnya. Inilah kejahatan yg hakiki.
Menelaah kembali prinsip-prinsip hidup jahiliyyah bukan berarti ingin mengembang-biakkan namun semata-mata utk membentengi diri dan memperingatkan umat utk tdk terjatuh padanya.
Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu menyatakan:
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةً أَنْ يَدْرِكَنِي “orang2 berta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan dan aku berta kepada tentang kejahatan khawatir menimpa diriku.”
‘Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguh ikatan Islam akan putus seikat demi seikat apabila muncul di dunia Islam orang2 yg tdk mengetahui jahiliyyah.”
Seorang penyair mengatakan:
Aku mengetahui kejahatan bukan utk melakukannya
melainkan utk menjaga diri darinya
Barangsiapa yg tdk mengenal kebaikan
dari kejahatan
Khawatir dia terjatuh padanya
Semoga dgn menelaah prinsip-prinsip hidup yg rusak itu kita bisa mewanti-wanti diri anak dan generasi muslimin darinya1.
Di antara sekian praktek hidup jahiliyyah adl mengagungkan kuburan.

Hakekat Kematian
Kematian merupakan suatu kepastian yg telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada tiap yg bernyawa. Ketentuan yg tdk bisa dimajukan dan dimundurkan yaitu berpisah ruh dari jasad. Perpisahan ini menggambarkan sesuatu yg tdk bisa berbicara lagi berpikir bergerak melihat mendengar sebagaimana tabiat kehidupan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاََّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
“Tiap-tiap yg bernyawa akan merasakan mati dan sesungguh pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dlm surga sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tdk lain hanyalah kesenangan yg memperdayakan.”
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitakan tentang sesuatu yg akan menimpa seluruh makhluk bahwa tiap yg bernyawa akan mengalami kematian seperti firman Allah: “Sesuatu yg ada di bumi itu akan binasa dan tetap kekal Wajah Rabbmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan” . Dia Allah Subhanahu wa Ta’ala Dzat yg Esa dan tdk akan mengalami kematian manusia dan jin yg akan mengalami kematian demikian juga seluruh malaikat dan para pemikul ‘Arsy Allah.”
Manusia telah bersepakat bahwa bila ruh berpisah dgn jasad mk jasad tersebut tdk bisa bergerak berbicara mendengar bekerja berdiri dan tanda-tanda kehidupan lainnya. Namun kerusakan aqidah mereka menyebabkan terbalik keyakinan tersebut. Sehingga mereka meyakini bahwa orang mati itu bisa muncul lagi ke dunia bisa berbuat sesuatu di luar perbuatan orang yg hidup mendatangi keluarga lalu menyapa mereka muncul di atas kubur menarik kaki orang2 yg berjalan di atas dan sebagainya. Ini semua adl cerita-cerita khurafat yg didalangi oleh Iblis dan tentara-tentara utk merusak aqidah orang2 Islam.
Bisakah si mayit mendengar dan berbuat sesuatu sehingga kita bisa menjadikan dia sebagai perantara dgn Allah atau kita bisa meminta sesuatu kepadanya?
Bisakah si mayit membantu orang yg mengalami malapetaka dan kesulitan hidup?
Tentu tiap orang akan menjawab bahwa mayit tdk akan sanggup melakukan yg demikian. Namun keyakinan banyak manusia sekarang justru sebaliknya. Begitulah bila kuburan telah diagungkan dan fitrah telah rusak.

Kerusakan Fitrah krn Cerita dan Dongeng
Perusakan fitrah tiap insan tdk akan berhenti dan terus akan berlangsung sampai hari kiamat hingga tiap orang akan bisa menjadi santapan seruan Iblis. Oleh krn itu mari kita melihat bahaya cerita dan dongeng yg mengandung khurafat-khurafat di antaranya:
a. Menyebabkan seseorang memiliki keyakinan yg berbeda dgn kesucian fitrah dan memiliki keyakinan yg bertolak belakang.
b. Menyebabkan seseorang memiliki sifat penakut.
c. Melemahkan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
d. Menjatuhkan seseorang kepada kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dlm Al Qur’an:
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيآئَهُ فَلاَ تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
“Sesungguh mereka itu tdk lain hanyalah setan yg menakut-nakuti kamu dgn kawan-kawannyas. Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang yg beriman.”
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah di dlm Tafsir- mengatakan: “Di dlm ayat ini terdapat pelajaran tentang wajib takut hanya kepada Allah semata dan itu termasuk dari tuntutan keimanan. Oleh krn itu seseorang memiliki rasa takut berdasarkan tinggi rendah imannya. Dan takut yg terpuji adl ketakutan yg menjaga seseorang dari segala keharaman Allah.”
Sesuatu yg tadi hanya berbentuk cerita-cerita khurafat kemudian diwujudkan dlm bentuk film-film hidup gambar-gambar dan kengerian kuburan. Semua itu memperkuat perusakan fitrah sehingga menjadi fitrah yg mati dan kaku hidup di hadapan cerita-cerita takhayul dan khurafat.

Jahiliyah dan Kuburan
Kuburan merupakan salah satu ajang kekufuran dan kesyirikan di masa jahiliyah. Terbukti hal yg demikian dgn firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
أَفَرَأَيْتُمُ الاَّتَ وَالْعُزَّى وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ اْلأُخْرَى أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ اْلأُنْثَى تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيْزَى
“Apakah patut kamu menganggap Al-Lata dan Al-’Uzza dan Manat yg ketiga yg paling terkemudian . Apakah patut utk kamu laki2 dan utk Allah anak perempuan. Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yg tdk adil.”
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala mencerca kaum musyrikin dgn peribadatan mereka kepada patung-patung tandingan-tandingan bagi Allah dan berhala-berhala di mana mereka memberikan rumah-rumah utk menyaingi Ka’bah yg telah dibangun oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Bagaimana pendapat kalian tentang Al-Lata”. Al-Lata adl sebutan utk batu yg terukir di mana di atas dibangun rumah dan berada di kota Thaif. Ia memiliki kelambu dan juru kunci dan di sekitar terdapat halaman yg diagungkan oleh penduduk Thaif yaitu kabilah Tsaqif dan yg mengikuti mereka. Mereka berbangga-bangga dengan di hadapan seluruh kabilah Arab kecuali Quraisy.”
Kemudian beliau berkata: “Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma Mujahid Rabi’ bin Anas mereka membaca dgn ditasydidkan taa dan mereka menafsirkan dengan: “Seseorang yg mengadoni gandum utk para jamaah haji di masa jahiliyyah. Tatkala dia meninggal mereka i’tikaf di kuburan lalu menyembahnya.”
Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah mengatakan: Telah diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata tentang firman Allah “Al-Latta dan Al-’Uzza.”: “Al-Latta adl seseorang yg menjadikan gandum utk para jamaah haji.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Al-Latta dgn bacaan ditasydidkan huruf taa adl bacaan Ibnu ‘Abbas berdasarkan bacaan ini berarti isim fa’il dari kata ‘latta’ patung ini asal adl seseorang yg mengadoni tepung utk para jamaah haji yg dicampur dgn minyak samin lalu dimakan oleh para jamaah haji. Tatkala dia mati orang2 i’tikaf di kubur lalu mereka menjadikan sebagai berhala.”

Metode Penyesatan Setan
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: “Termasuk dari tipu daya setan yg telah menimpa mayoritas orang sehingga tdk ada seorangpun yg selamat-kecuali orang2 yg dipelihara oleh Allah- yaitu “Apa-apa yg telah dibisikkan para setan kepada wali-wali berupa fitnah kuburan.”
Yang mengawali terjadi fitnah besar ini adl kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam sebagaimana telah diberitakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang mereka:
قَالَ نُوْحٌ رَبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوْا مَنْ لَمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَوَلَدُهُ إِلاَّ خَسَارًا وَمَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا وَقَالُوْا لاَ تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلاَ تَذَرُنَّ وَدًّا وَلاَ سُوَاعًا وَلاَ يَغُوْثَ وَيَعًوْقَ وَنَسْرًا وَقَدْ أَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَلاَ تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّ ضَلاَلاً
“Nuh berkata: Ya Rabbku sesungguh mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang2 yg harta dan anak-anak tdk menambah kepada melainkan kerugian belaka. Dan melakukan tipu daya yg amat besar. Dan mereka berkata jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan Wadd dan jangan pula Suwa’ Yaghuts Yauq dan Nasr. Dan sesungguh mereka menyesatkan kebanyakan manusia. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang2 yg zalim itu selain kesesatan.”
Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma dlm riwayat Al-Bukhari menyatakan: “Mereka adl nama-nama orang shalih dari kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam. Ketika orang2 shalih itu mati tampillah setan menyampaikan kepada orang2 agar mendirikan di majelis-majelis mereka gambar orang2 shalih tersebut dan namakanlah dgn nama-nama mereka! orang2 pun melakukan hal tersebut dan belum disembah sampai ketika mereka meninggal dan ilmu semakin dilupakan mk gambar-gambar itu pun disembah.”
Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan: “Bukan hanya satu ulama salaf yg mengatakan: ‘Mereka adl orang2 shalih dari kaum Nuh. Tatkala mereka meninggal orang2 i’tikaf di kubur-kubur mereka lalu membuat patung-patung tersebut hingga masa yg sangat panjang lalu menjadi sesembahan.” Kemudian beliau mengatakan: “Mereka telah menghimpun dua fitnah yaitu fitnah kubur dan fitnah menggambar.”
Tahapan dan metode penyesatan Iblis dan tentara-tentara terhadap penyembah kubur sebagai berikut:
Tahapan pertama Bahwa membangun kuburan i’tikaf di samping termasuk wujud kecintaan kepada para nabi dan orang2 shalih serta berdoa di sisi cepat diterima.
Tahapan kedua tawassul dlm berdoa dan bersumpah dgn penghuni kubur tersebut.
Tahapan ketiga berdoa dan menyembah kepadanya.
Tahapan keempat menyeru orang utk berdoa dan beribadah kepada dan menjadikan sebagai tempat utk merayakan hari raya.
Tahapan kelima membela dan berjihad dlm membela perbuatan tersebut terhadap tiap orang yg mengingkari perbuatan dan menganggap bahwa orang yg mengingkari perbuatan tersebut tdk memiliki kehormatan dan kedudukan.
Demikianlah sepak terjang Iblis dan tentara-tentara dlm menyusun metode penyesatan tiap insan dgn memulai dari yg paling kecil menuju yg paling besar. Program yg mereka canangkan dan jaringan yg mereka siapkan telah memakan banyak korban. Semoga Allah melindungi kita darinya.

Haram Membangun Kubur
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dlm kitab beliau yg berjudul Tahdzir As-Sajid membawakan hadits-hadits yg semua melarang membuat bangunan di atas kuburan. Di antara hadits tersebut antara lain:
1. Hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika di ranjang menjelang wafat beliau:
لَعَنَ اللهُ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيآئِهِمْ مَسَاجِدَ
“Allah melaknat orang2 Yahudi dan Nashrani krn mereka menjadikan kuburan nabi mereka sebagai sebagai masjid-masjid.”
Hadits yg semakna dgn hadits di atas diriwayatkan dari banyak shahabat di antara dari Abu Hurairah yg diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim dari shahabat Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma yg diriwayatkan oleh Al-Imam Bukhari dan Al-Imam Muslim dari Jundub bin Abdullah Al-Bajali diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari Harits An-Najrani dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan sanad shahih di atas syarat Muslim dari Usamah bin Zaid diriwayatkan oleh Ath-Thayalisi di dlm Musnad- dan Ahmad dari Abu ‘Ubaidah ibnul Jarrah dikeluarkan oleh Al-Imam Ahmad Ath-Thahawi di dlm Musykilul Atsar Abu Ya’la dan selainnya. Juga dari Zaid bin Tsabit diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dari Abdullah bin Mas’ud diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah Ibnu Hibban dan selainnya. Dari ‘Ali bin Abi Thalib dikeluarkan oleh Ibnu Sa’d dan Ibnu ‘Asakir dan dari Abu Bakar diriwayatkan oleh Ibnu Zanjawaih .
2. Hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma:
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang utk mengapur kuburan duduk di atas dan membuat bangunan di atasnya.” .
Hadits yg semakna datang dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu diriwayatkan oleh Abu Ya’la di dlm Musnad- . Asy-Syaikh Al-Albani di dlm kitab Tahdzir As-Sajid mengatakan: “Sanad shahih.” Al-Haitsami mengatakan: “Semua rawi terpercaya.” Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah mengatakan: “Maka jelaslah dari hadits-hadits yg telah lewat tentang bahaya menjadikan kuburan sebagai masjid-masjid dan akibat bagi orang2 yg berbuat demikian berupa ancaman yg pedih dari sisi Allah.”
Kemudian beliau berkata: “Keumuman hadits mencakup pembangunan masjid di atas kubur sebagaimana pula mencakup pembangunan kubah di atasnya. Dan tentu yg pertama larangan lbh keras sebagaimana telah jelas.”
.
Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah mengatakan: “Hadits ini menunjukkan haram membangun masjid di atas kubur-kubur orang shalih dan menggambar mereka di dlm masjid tersebut sebagaimana dilakukan orang2 Nashrani dan tdk ada keraguan bahwa masing-masing dari kedua adl haram. Menggambar anak Adam adl haram dan membangun masjid di atas kuburan juga diharamkan sebagaimana ditunjukkan oleh nash-nash lain dan akan datang penyebutan sebagiannya.”
Beliau selanjut berkata: “Gambar-gambar yg ada di banyak gereja yg disebutkan oleh Ummu Habibah dan Ummu Salamah berada di dinding dan tdk berdimensi. mk menggambar para nabi dan orang shalih utk bertabarruk dengan dan meminta syafaat kepada adl diharamkan dlm agama Islam dan termasuk bentuk peribadatan kepada berhala. Inilah yg telah diberitakan oleh Rasulullah bahwa pelaku termasuk makhluk terjahat pada hari kiamat. Membuat gambar dgn tujuan ketika melihat gambar tersebut bisa mengambil contoh atau utk mensucikan diri dgn cara seperti itu atau utk sesuatu yg tdk ada manfaat adl perbuatan yg diharamkan dan termasuk dosa besar. Pelaku termasuk orang yg mendapat adzab paling keras pada hari kiamat. Ia telah melakukan kezaliman dan menyerupai perbuatan-perbuatan Allah yg para makhluk-Nya tdk sanggup utk melakukan. Tidak ada sesuatupun yg menyerupai Allah baik pada Dzat-Nya sifat-sifat-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya.”

Makna Menjadikan Kuburan sebagai Masjid
Menjadikan kuburan sebagai masjid memiliki tiga makna:
1. Shalat di atas kuburan arti sujud di atasnya.
2. Sujud menghadap kepada dan menjadikan sebagai kiblat di dlm shalat dan berdoa.
3. Membangun masjid di atas dan berniat utk melaksanakan shalat padanya.
Wallahu a’lam bish shawab.

1Sebagaimana doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam:
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ اْلأَصْنَامَ

“Dan jauhkan diriku dan anakku dari menyembah patung-patung.”

Penulis Al Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An Nawawi
Sumber: www.asysyariah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar