Cari Ilmu Yuuck...

Senin, 19 April 2010

Pelajaran dan Nasehat dari Peristiwa Bentrokan Berdarah di Kuburan “Mbah Priuk”

Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al Priuky

Sebuah peristiwa yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan yang terjadi pada hari rabu kemarin di tanjung priok tepatnya didaerah koja, peristiwa bentrokan antara satpol PP dan masa tak sedikit yang menjadi korban baik dari satpol PP ataupun masyarakat umum, baik yang luka – luka bahkan ada yang sampai meninggal, Sebuah fenomena yang membuat hati sedih dan dada terasa sesak melihat kejadian itu, hanya karena persoalan kuburan yang di keramatkan, antara satpol PP yang ingin membersihkan bangunan gapura kuburan dan bangunan liar yang ada disekitar kuburan dan massa yang memahami bahwa satpol PP akan menggusur kuburan “Mbah Priok” yang dikeramatkan. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari realita kejadian bentrokan berdarah itu, oleh karena itulah tulisan ini hadir insya Allah sebagai sebuah renungan dan nasehat untuk kaum muslimin atas kejadian bentrokan berdarah dikuburan “Mbah Priok”.



Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ المُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ المُفْلِحُونَ

” Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung “ (Qs. Ali Imran : 104)

Dari Abu Ruqayah Tamiim Bin Aus Ad-Daari bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassam bersabda : ” Agama adalah nasehat ” kami (para sahabat) berkata untuk siapa wahai Rasulullah, Rasulullah berkata : untuk Allah, Rasul Nya kitabNya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin seluruhnya “ (HR. Muslim)


Pelajaran dan nasehat pertama :
Ummat dan kebodohan yang meliputinya.

Inilah diantara realita yang terungkap dari peristiwa tersebut, kebodohan yang sangat menyelimuti ummat ini, hal ini dilihat karena mereka sangat mudah terpancing dengan sesuatu keadaan sehingga melakukan hal yang membahayakan dunia dan akhirat mereka, diantaranya dengan berdemo dan berunjuk rasa bahkan melakukan aksi kekerasan diantaranya hanya bertujuan untuk mempertahankan kuburan yang di anggap keramat. Sekitar satu atau dua minggu sebelum terjadinya peristiwa ini terdapat selebaran – selebaran yang ditempel di masjid- masjid ( termasuk mushola disamping rumah ana) yang mengajak orang untuk berdemo dalam rangka agar satpol PP tidak menggusur kuburan yang mereka keramatkan itu, akhirnya berkumpulah massa yang sangat banyak untuk berdemo berhadapan dengan satpol PP yang sangat rentan terjadi kericuhan, Qadarullah terjadilah apa yang terjadi. Disamping itu yang lebih parah lagi yaitu bodohnya mereka dari tujuan mereka diciptakan yaitu untuk mentauhidkan Allah, untuk beribadah kepada Allah semata dan menjauhi segala kesyirikan dan segala ketergantungan kepada selain Allah termasuk diantaranya kepada kuburan.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya : ” Dan tidaklah aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaku” (QS. Adz-Dzariyat : 56)



Berkata Ibnu Abbas Radhiyallohu ‘anhu : “Setiap apa yang terdapat didalam Al -Qur’an dari ibadah, bermakna tauhid” ( Tafsir Al Baghowi, dinukil dari Syarh Qawaidul Arba’ Syaikh Khalid Ar Radadi)

Wahai kaum muslimin sejauh mana seseorang melalaikan dari agama dengan tidak mengilmui dan mengamalkannya, sejauh itupula seseorang secara sebab akan mengalami kesengsaraan di dunia dan di akhirat, seperti apa yang menimpa ummat pada peristiwa kemarin adalah sebabnya kebodohan. Mereka dengan sangat mudah terprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab sehingga melakukan berbagai pelanggaran sayariat diantaranya kekerasan bahkan pembunuhan.

Wahai kaum muslimin, ketahuilah kebodahan merupakan penyebab terbesar yang menyeret seseorang kedalam pelanggaran yang diharamkan, seperti kekufuran, kemurtadan, kesyirkan, kefasikan dan kemaksiatan .

Simaklah sebuah ayat yang menjelaskan akibat dari jauhnya seseorang dari ilmu menjadi sebab ia terjatuh kepada pelanggaran tauhid. Pelanggaran terhadap hak Allah dengan menyamakan Allah dengan makhluk Nya, Allah Ta’ala berfirman
قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَل لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

“ Bani Israill berkata: Wahai Musa buatlah untuk kami sebuah sesembahan ( berhala) sebagai mana mereka mempunyai beberapa sesembahan ( berhala). Musa menjawab : “ sesungguhnya kamu itu kaum yang tidak mengetahui ( bodoh terhadap Allah)…” (Qs. Al A’raaf : 138 )

Berkata Asy Syaikh Al Allamah Abdurahman As Sa’di Rahimahullah : “ Kebodohan mana yang lebih besar dari seseorang yang bodoh terhadap Rabbnya, Penciptanya dan ia ingin menyamakan Allah dengan selain Nya, dari orang yang tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat (bahaya), tidak mematikan, tidak menghidupkan dan tidak memiliki hari perkumpulan (kiamat) “ (Taisirul Karimurrahman Syaikh Al Allamah Abdurahman As Sa’di pada ayat ini)

Simaklah dalam ayat lain yang insyaallah akan menambah jelas bahwa kebodohan adalah sebab seseorang terjatuh kepada kekufuran
قُلْ أَفَغَيْرَ اللهِ تَأْمُرُونِي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ

“ Katakanlah: maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang- orang yang tidak berpengetahuan.? “ ( Qs. Az- zumar: 64)

Lalu simaklah ayat lainnya yang menjelaskan bagi kita bahwa kebodohan menyebabkan seseorang terjatuh kedalam kemaksiatan kepada Allah, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman
أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

“ Mengapa kamu mendatangi laki- laki untuk (memenuhi) nafsu (mu) bukan ( mendatangi) wanita ? sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui ” (Qs. An- Naml: 55)



Itulah penjelasan sederhana bahwasanya kebodohan adalah sumber malapetaka yang akan membahayakan dunia dan akhirat seseorang.

Wahai kaum muslimin bersegeralah menuntut ilmu agama ini dengan pemahaman yang benar yang dilandasi oleh Al Qur’an dan As Sunnah (Hadist) dengan pemahaman salafus shalih (generasi yang terdahulu dari kalangan orang-orang shalih), karena hal itu menjadi sebab kita akan selamat dari perbuatan yang akan membahayakan dunia dan akhirat kita dan sebab kita akan bahagia hidup didunia dan diakhirat kelak insya Allah. Mulailah menuntut ilmu dari hal yang paling penting seperti permasalahan tauhid, aqidah islamiyah, sholat, puasa dan yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman, tentang keutamaan ilmu yang seharusnya kita bersemangat untuk mencarinya
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“ Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian, serta orang-orang yang berilmu beberapa derajat “ (Qs. Al Mujadilah : 11)

Dan Rasululllah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada seseorang maka Allah pahamkan agama pada orang tersebut” (HR. Bukhari dan Muslim dari Muawiyah Radiyalallahu ‘Anhu)



Wahai kaum muslimin tuntutlah ilmu agama ini dari orang yang mempunyai pemahaman agama yang benar, yang melandasi pemahamannya diatas Al Qur’an dan As Sunnah (Hadist) dengan pemahaman para salafus shalih (generasi sahabat, tabiin dan tabiut tabiin) dan yang mengikuti jejak mereka, bukan mengambil agama ini dari orang – orang yang kerjanya mengerahkan ummat untuk berdemo atau berunjuk rasa atau mengkeramatkan kuburan atau bahkan untuk kepentingan dunia, yang hal ini akan membahayakan seseorang yang mengikutinya. Berhati – hatilah wahai ummat dari orang-orang sesat yang mengajak kepada neraka jahannam.

Dari Hudzaifah Bin Yaman bertanya kepada Rasulullah “…… Maka aku bertanya lagi apakah sesudah kebaikkan (yang bercampur kekeruhan itu) akan datang lagi kejahatan? Beliau menjawab : Ya, yaitu para dai yang menyeru dari di pintu-pintu jahannam, barangsiapa yang mengikutinya dakwah mereka, pasti mereka akan melemparkannya kedalam neraka jahannam “ (HR. Bukhari dan Muslim)



Pelajaran dan nasehat kedua:
Fenomena mengkeramatkan kuburan terjadi ditengah- tengah ummat.

Diantara fenomena yang sangat terlihat dari peristiwa bentrokan dikoja tersebut, adalah sebuah fenomena yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan yaitu banyaknya ummat yang tidak paham hakekat tauhid sehingga mereka mengkeramatkan kuburan, hati mereka tergantung kepada kuburan –naudzubillah- bahkan hati mereka bergantung kepada kuburan fiktif seperti kuburan “Mbah Priuk” yang secara nyata dan jelas bahwa jasad mbah priuk sudah tidak disitu sudah dipindakan oleh ahli warisnya kepekuburan lain. Wahai kaum muslimin ketahuilah diantara sebab terbesar seseorang menjadi kafir adalah berlebihan terhadap orang shalih diantaranya beribadah kepada Allah dikuburan mereka yang hal itu akan mengantarkan dia beribadah kepada orang shalih tersebut.

Berkata Syaikhul Islam Al Imam Muhamad Bin ‘Abdul Wahhab Rahimahullah : ” Faktor yang menyebabkan manusia menjadi kafir dan meninggalkan agama mereka adalah berlebih – lebihan kepada orang shalih ” (Kitab Tauhid Syaikh Muhamad Bin ‘Abdul Wahhab Rahimahullah)

Lalu Syaikh Rahimahullah berkata lagi ” Bahwasanya berlebihan kepada kuburan orang shalih akan mengatarkan kuburan itu jadi berhala yang disembah selain Allah “ ( Kitab Tauhid ).

Diriwayat dalam shahih al-Bukhari, tafsiran ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhuma mengenai firman Allah Ta’ala:

“Dan mereka (kaum nabi Nuh) berkata: “ Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan ( penyembahan) terhadap sesembahan -sesembahan kamu, dan ( terutama) janganlah sekali- kali meningalkan (penyembahan) wadd, suwa, yaghuts, ya’uq maupun Nasr ”. Ia mengatakan ,” ini adalah nama- nama orang sholeh dari kaum Nabi Nuh. Tatkala mereka meninggal, syaithan membisikan kepada kaum mereka : “ Dirikanlah patung – patung pada tempat yang pernah diadakan pertemuan disana oleh mereka, dan namailah patung- patung itu dengan nama- nama mereka ketika itu belum disembah, hingga setelah orang – orang yang mendirikan patung itu meninggal dan ilmu agama dilupakan orang, barulah patung- patung tadi disembah ”.

Dan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Ummu salamah Radhiyallahu ‘anha menceritakan kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tentang gereja dengan patung – patung yang ada di dalamnya yang dilihatnya di negeri Habasyah (ethiopia). Maka bersabdalah beliau:

“Mereka itu, apabila ada orang – orang shalih atau seorang hamba yang shalih meninggal dunia mereka bangun diatas kuburannya sebuah tempat ibadah dan membuat didalam tempat itu patung – patung. Mereka itulah sejelek- jeleknya makhluk dihadapan Allah ”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Berkata Asy Syaikh Shalih Al Fauzan Hafidzahullah : “ Bahwasanya ayat ini menunjukkan dengan penujukkan yang jelas larangan beribadah kepada Allah disisi kuburan orang sholeh dan menjadikkannya sebagai masjid, dikarenakan yang demikian itu termasuk perbuatan orang- orang Nashrani. Dan maka dia termasuk sejelek-jelek makhluk “. ( Al Mulakhas Fii Syarhi Kitabit Tauhid : 169 )

Dan bukti bahwasannya sikap berlebihan terhadap orang shalih akan menjadi sebab disembahnya kuburan itu selain Allah, sebagaimana kekhawatiran Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam sehingga beliau berdoa agar kuburannya jangan sampai dijadikan berhala yang disembah selain Allah “ Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah, Allah melaknat sebuah kaum yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka menjadi masjid “ (HR Imam Ahmad dishahihkan oleh Syaikh Muqbil dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu)

Berkata Asy Syaikh Al Allamah Abdurrahman Bin Hasan Alu Syaikh Rahimahullah : “ Dan Bahwasannya Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam mengkhwatirkan ummatnya terjatuh pada haqnya sebagaimana terjatuhnya orang-orang yahudi dan nasrani didalam haq nabi – nabi mereka, berupa peribadatan mereka kepada selain Allah dan sebab perbuatan mereka itu adalah sikap berlebih lebihan terhadap nabi-nabi mereka ” (Quratul ‘Uyunil Muwahidin Syaikh Al Allamah Abdurrahman Bin Hasan Alu Syaikh: 160)

Inilah diantara dalil yang menjelaskan bahwa berlebihan kepada orang shalih seperti mengagungkan atau mengkeramatkan kuburan mereka akan mengantarkan kuburan mereka menjadi berhala yang disembah selain Allah.

Untuk lebih jelasnya kita akan melihat beberapa bentuk kemungkaran yang terjadi dikuburan sebagai pelengkap faedah yang dapat kita ambil, insya Allah.
* Pertama : Menyembah kuburan



Inilah kemungkaran yang paling besar yang terjadi dikuburan, yaitu mereka beribadah kepada kuburan dengan salah satu macam ibadah, diantara mereka ada yang berdoa, atau menyembelih untuk kuburan atau meminta dilapangkan rezekinya dan lain-lain, hal ini adalah merupakan bentuk kesyirikan akbar (besar) sebuah dosa yang tidak diampuni oleh Allah yang menyebabkan pelakunya keluar dari agama islam dan pelakunya kekal dineraka selama-lamanya, Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“ Sesungguhnya perbuatan syirik (menyekutukan Allah) adalah kedzaliman yang sangat besar “ ( Qs. Luqman : 13 )

dalam ayat lain Allah Ta’ala juga berfirman :
إِنَّ اللهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

” Sesungguhnya Allah tidak mengampuni (dosa) karena mempersekutukkan Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang mempersekutukkan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” ( Qs. An – Nisa : 48 )

Berkata Asy Syaikh Al Allamah Abdul ‘Aziz Bin Baaz Rahimahullah : “ Didalam ayat ini terdapat penjelasan besarnya bahaya syirik, dikarenakan seseorang apabila mati dalam keadaan berbuat syirik maka tidak akan diampuni baginya bahkan dia kekal didalam neraka, berbeda dengan dosa lainnya yaitu dibawah kehendak Allah, jika Allah berkehendak mengadzabnya sesuai dengan kadar dosanya kemudian masuk surga, dan jika Allah berkehedak maka Allah akan mengampuninya (tidak mengadzabnya). Adapun dosa syirik maka sungguh Allah Ta’ala telah berfirman :
ومَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

” Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukkan (sesuatau dengan ) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang – orang dzolim itu.” ( Qs. Al Maidah : 72 )

(Syarhu Kitabit Tauhid Syaikh Abdul ‘Aziz Bin Baaz : 37)



* Kedua : Beribadah kepada Allah disisi kuburan



Perbuatan beibadah kepada Allah disisi kuburan adalah perbuatan dosa besar dan merupakan sarana yang dapat mengantarkan seseorang kepada perbuatan syirik, realita ini terjadi dikuburan fiktif “Mbah Priuk” . Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Ummu salamah Radhiyallahu ‘anha menceritakan kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tentang gereja dengan patung-patung yang ada di dalamnya yang dilihatnya di negeri Habasyah (ethiopia). Maka bersabdalah beliau:

“ Mereka itu, apabila ada orang- orang shalih atau seorang hamba yang shalih meninggal dunia mereka bangun diatas kuburannya sebuah tempat ibadah dan membuat didalam tempat itu patung-patung. Mereka itulah sejelek- jeleknya makhluk dihadapan Allah ”.



Berkata Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah: “ Dikarenakan perbuatan mereka (beribadah sisi kuburan orang shalih dan menjadikan kuburan sebagai masjid -penj) ini adalah sarana kepada kekufuran dan kesyirikan dan perbuatan ini bentuk kedzaliman yang paling dzalim dan yang paling berat, dan apa-apa yang mereka lakukan adalah sarana kearah kesyirikan, maka pelakunya berhak menjadi diantara makhluk yang paling jelek “ (Qaulul Mufiid Fi Kitabit Tauhid : 202 )




* Ketiga : Membangun masjid dikuburan



Perbuatan ini merupakan dosa besar dan sarana menuju kepada perbuatan syirik, sebagaimana dijelaskan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, Aisyah Radhiyallahu ‘anha ia berkata : “ Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam hendak diambil nyawanya, beliaupun segera menutupkan kain diatas mukanya, lalu beliau buka lagi kain itu tatkala terasa menyesakkan nafas, ketika beliau dalam keadaan demikian itulah beliau bersabda : “ semoga laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yahudi dan nasrani, mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid “ (HR. Bukhari dan Muslim)



Berkata Asy Syaikh Al Allamah Shalih Al Fauzan : “ Bahwasannya dalam hadist ini terdapat larangan beribadah kepada Allah disisi kuburan para nabi dan menjadikannya sebagai masjid dikarenakan perbuatan itu mengantarkan kepada kesyirikan kepada Allah “ (Al Mulakhos Fi Syarhi Kitabit Tauhid Syaikh Al Allamah Shalih Al Fauzan : 171)

Kalau kuburan nabi saja kita dilarang untuk beribadah kepada Allah disisi kuburannya lalu bagaimana kuburan selain nabi yang derajatnya jauh lebih rendah dari nabi…???
Menjadikan kuburan menjadi masjid meliputi beberapa hal yaitu :

1. Shalat menghadap kubur
2. Sujud diatas atau kepada kubur
3. Membangun masjid diatasnya


* Keempat : Menjadikan kuburan sebagai tempat ied yang dirayakan.



Diantara penyimpangan atau kemungkaran yang terjadi dikuburan adalah kuburan dijadikan tempat ied atau perayaan, tempat yang dituju untuk berkumpul dan didatangi untuk beribadah kepada Allah didekatnya atau untuk selain ibadah, hal ini termasuk perkara yang dilarang sebagaimana realita ini terjadi di kuburan “Mbah Priuk”, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ ….Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat hari raya…” (HR. Abu Daud dan dihasankan oleh Syaikh Al AlBani Rahimahullah)

Berkata Asy Syaikh Al Allamah Shalih Al Fauzan : “… Dan Rasulullah melarang dari berkumpul dikuburannya dan menjadikannya tempat ied perayan yang datang kepadanya… “(Al Mulakhos Fi Syarhi Kitabit Tauhid Syaikh Al Allamah Shalih Al Fauzan : 186)



Kalau kuburan nabi saja dilarang dijadikan tempat ied atau perayaan yang menjadi tempat tujuan untuk berkumpul pekanan atau bulanan berulang – ulang kali dalam rangka beribadah kepada Allah disisi kuburan orang shalih atau selain ibadah, lalu bagaimana kuburan selain nabi yang derajatnya jauh dari nabi, lalu bagaimana dengan kuburan fiktif “Mbah Priuk”, berfikirlah wahai orang-orang yang berakal…!!!
* Kelima : Melakukan perjalanan (safar) menuju kuburan



Diantara kemaksiatan dan kemungkaran adalah melakukan safar (perjalanan jauh) menuju kuburan, perbuatan ini perkara yang dilarang dalam syariat yang suci ini. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Tidak boleh berpergian kecuali menuju tiga masjid, masjidil haram, masjid Rasul dan masjid aqsha “ (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu)

Jangan dipahami dari sini tidak boleh seseorang berziarah kubur.. tidak..!! boleh seseorang berziarah kubur asal sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, diantaranya memperhatikan beberapa hal:

1. Bertujuan mengingat mati
2. Tidak melakukan kesyirikan, bid’ah dan maksiat
3. Tidak melakukan safar
4. Tidak meratapi mayit

5. Dan lain-lain.


Pelajaran dan nasehat yang ketiga:
Tauhid yang pertama wahai para dai



Wahai para dai lihat kondisi ummat dari peristiwa dikoja itu dan lihatlah realita yang lain dari ummat dinegeri ini yang sangat jauh dari hakikat agama ini, dari hakikat tauhid sehingga mereka mengkeramatkan kuburan yang hati mereka tergantung kepada kuburan. Jauhnya mereka dari tauhid adalah sebuah fenomena yang sangat menyedihkan, padahal tauhid adalah sebab diciptakan manusia, sebab diutusnya para Rasul, sebab diturunkannya kitab-kitab suci dan inti dakwahnya para Rasul, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

” Dan sunnguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap ummat (untuk mendakwahkan) sembahlah Allah dan jauhilah thagut (sesembahan selain Allah yang dia ridha untuk disembah –penj) “ ( Qs. An Nahal : 36 )



Berkata Asy Syaikh ‘Al ‘Alaamah Shaleh Al Fauzan Hafidzahullah : “Faedah yang dapat diambil dalam ayat ini bahwasannya hikmah dari diutusnya para Rasul adalah dakwah kepada tauhid dan melarang dari perbuatan syirik “ ( Al Mulakhos Syarh Kitab Tauhid : 11 )

Wahai para dai dakwahkanlah ummat kepada agama yang haq, kepada dakwah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yaitu berdakwah kepada tauhid, beribadah hanya kepada Allah semata dan menjauhi perbuatan kesyirikan dan sarana yang mengantarkannya, berdakwah mengajak ummat untuk mentauhidkan Allah, menggantungkan hatinya hanya kepada Allah semata dan melepaskan ketergantungan kepada selain Allah, seperti kepada kuburan, orang shalih atau yang lainnya.

Allah Ta’ala berfirman :
أَيُشْرِكُونَ مَا لاَ يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلاَ يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلاَ أَنفُسَهُمْ يَنصُرُونَ

“ Mengapa mereka mempersekutukan (Allah dengan) sesuatu (berhala) yang tidak dapat menciptakan sesuatu apapun? Padahal (berhala) itu sendiri diciptakan. Dan (berhala) itu tidak dapat memberikan pertolongan kepada penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun mereka tidak dapat memberikan pertolongan “. (Qs. Al ‘Araaf : 191-192)



Berkata Asy Syaikh Al Allamah Abdul Aziz Bin Baaz Rahimahullah : “ Dan ini adalah sifat sesembahan yang tidak berhak disembah. Dan ini pertanyaan dalam rangka celaan (bagi orang yang beribadah kepada selain Allah –penj) mereka menyembah kepada yang tidak bisa menciptakan walaupun hanya seekor semut bahkan mereka (sesembahan) itu diciptakan, bagaimana mereka bisa memberikan mafaat terhadap selain mereka, baik sesembahan itu berupa batu yang tidak berakal atau makhluk hidup yang tidak dapat mendengar (orang yang menyerunya –penj) atau orang mati yang tidak bisa mengabulkan seruan mereka, didalam ayat ini terkandung sifat sesembahan yang disembah selain Allah, yaitu empat hal

1. Bahwasanya mereka tidak dapat menciptakan sesuatu
2. Bahwasanya mereka makhluk yang diciptakan
3. Bahwasanya mereka tidak dapat menolong orang-orang yang menyembahnya
4. Bahwasanya mereka tidak dapat memberikan pertolongan untuk diri mereka sendiri “ ( Syarhu Kitabit Tauhid Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz : 98 )



Wahai Ahlus Sunnah kasihanilah ummat ini, bersemangatlah kalian berdakwah mengajak ummat untuk mentauhidkan Allah dan memperingatkan ummat dari bahaya perbuatan syirik. Karena inilah jalan dan sunnahnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَا مِنَ المُشْرِكِينَ

“ Katakanlah inilah jalanku dan orang – orang yang mengikutiku, mengajak (kamu) hanya kepada Allah diatas Bashirah (ilmu). Subhanallah (maha suci Allah) Aku bukanlah termasuk orang – orang yang berbuat syirik (kepada Nya) “ ( Qs. Yusuf : 108 )



Dalam sebuah hadist, Ibnu Abbas Radiyallahu Anhuma menuturkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wasallam tatkala mengutus Muadz bin Jabal Radiyallahu Anhuma ke Yaman, berkata Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam kepada nya “ sungguh dakwahkanlah kepada mereka yang pertama kali syahadat Laa ilaha Illallah dalam sebuah riwayat disebutkan supaya mereka mentauhidkan Allah…. “ (HR. Bukhari dan Muslim)



Wahai para dai, ingatlah sebuah hadist tentang besarnya pahala orang yang mendapat hidayah dengan sebab tangan kita. Rasulullah shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda dalam hadist lain : “…. Demi Allah, bahwa Allah memberi hidayah satu orang lewat dirimu benar-benar lebih baik bagimu daripada unta-unta merah (harta yang paling berharga dan dibanggakan saat itu –penj) “ (HR. Bukhari dan Muslim).

Inilah diantara pelajaran dan nasehat yang ingin saya sampaikan terkait peristiwa berdarah di tanjung priok koja itu, akibat bentrokkan antara Satpol PP yang berusaha mentertibkan bangunan disekitar kuburan yang dikeramatkan dengan massa yang berusaha menghadang penggusuran itu dengan anggapan kuburan “Mbah Priuk” yang akan digusur, semoga nasehat sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu A’lam Bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar