Cari Ilmu Yuuck...

Minggu, 21 Februari 2010

Wajibnya Intisab kepada as-Salafiyyah

Penulis: Abu 'Abdu as-Salam Hasan bin Qasim al-Husainiy as-Salafiy


Pendahuluan oleh Fadhillatu asy-Syaikh al-'Allamah al-Muhaddits Muqbil bin Hadiy al-Wadi'iy rahimahulllahu ta'ala

Pengertian As Salaf secara etimologi.

Yang dimaksud dengan lafadz “As Salaf” secara etimologi ialah :

Berkata Ibnu Mandzuur : “As Salaf, As Saliif, As Salafiyah ialah Al Jamaa`ah Al Mutaqaddimun (yang terdahulu).” Lisaanul `Arab (6/330).


Berkata Abus Sa`aadaat ibnul Atsiir : “Dikatakan Salaf yaitu seseorang yang mendahului seorang yang lain menemui maut baik dari orang tua dan nenek moyang dan yang memiliki hubungan kerabat dengan oleh karena itu dikatakan orang orang yang terdahulu dikalangan tabi`iin As Salafus Sholih.” An Nihaayah fi Ghariibul Hadits (2/390).

Dan berkata `Abdul Kariim As Sam`aaniy : “As Salafiy adalah orang yang mengintisabkan diri kepada As Salaf dan menjadikannya sebagai madzhabnya.” Al Intisaab (7/104).

Berkata Abul Hasan Ibnul Atsiir Al Jazriy setelah dia menukil perkataan As Sam`aaniy yang lalu : “Dikenal juga maknanya ialah Al Jamaa`ah.” Al Lubaab fi Tahdziibul Intisaab (2/126).

Pengertian As Salaf secara Al Ishtilaahiy :
Berkata Al Imam As Safaarayeniy : “Yang dimaksud dengan madzhab As Salaf adalah apa apa yang dijalani oleh para shahabat Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam yang mulia dan diredhoi oleh Allah Ta`ala dan At Taabi`iin (yang mengikuti mereka dengan baik), Atbaa`ut Taabi`iin serta `ulama Din ini dikalangan orang orang yang memang dikenal kepiawaiannya dalam agama dan diketahui juga mulianya kedudukan dia dalam Din ini, kemudian manusia lainnya mempelajari perkataan mereka dari generasi kegenerasi, tidak dituduh dia sebagai pelaku bid`ah, atau tidak dikenal dengan titel yang tidak diredhoi seperti Al Khawaarij, Ar Rawaafidh, Al Qadariyah, Al Murjiah, Al Jabariyah, Al Jahmiyah, Al Mu`tazilah, Al Karraamiyah dan selainnya.” Lawaami`ul Anwaar (1/20).

Al Lajnah Ad Daaimah pernah ditanya : Apa yang dimaksud dengan As Salafiyah dan bagaimana pandangan antum tentangnya ???

As Salafiyah adalah nisbah kepada salaf, sedangkan As Salaf itu sendiri ialah para shahabat Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam dan para imam pembawa hidayah dari kalangan orang orang yang berada di tiga qurun yang pertama semoga Allah meredhoi mereka- mereka ini direkomendasi oleh Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam sebagai generasi yang terbaik seperti perkataan beliau :

((خير الناس قرنى ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ثم يجىء أقوام تسبق شهادة أحدهم يمينه ويمينه شهادته)).

Artinya : “Sebaik baik manusia ialah orang yang sezaman dengan saya (para shahabat) kemudian generasi yang mengikuti mereka (para Taabi`iin) kemudian generasi yang mengikuti mereka dengan baik (Atbaa`ut Taabi`iin), kemudian datang satu kaum dimana persaksian mereka mendahului sumpahnya dan sumpah mereka mendahului persaksiannya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad dalam Musnadnya, Al Bukhariy dan Muslim, As Salaafiyuun bentuk flural dari salafiy nisbah kepada As Salaf, dan telah lewat keterangan tentang pengertiannya; yaitu setiap orang yang berjalan di atas Manhaajus Salaf (metode salaf) dengan mengikuti Al Kitab dan As Sunnah serta berda`wah (mengajak) orang kepada keduanya dan mengamalkannya dan mereka inilah yang dikatakan sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaa`ah.” Al Lajnah Ad Daaimah Lilbuhuuts Al `Ilmiyah no. (1361) (2/1650-166).

Dan berkata Samaahatus Syaikh `Abdul `Aziiz Ibnu Baaz rahimahullah Ta`ala- : “Sesungguhnya As Salaf ialah mereka yang hidup di qurun yang memiliki keutamaan (al qurun al mufaddholah), dan siapapun yang mengikuti jejak dan berjalan di atas manhaj mereka maka dia dinamakan sebagai “salafiy” dan barang siapa yang menyelisihi mereka dinamakan “al khalaf”. “ (Nukilan dari komentar As Syaikh Hamdu bin `Abdul Muhsin At Tuwaijiriy terhadap Al `Aqidah Al Hamawiyah, hal. 203).

Berkata Syaikh kami Muhammad Amaan bin `Ali Al Jaamiy rahimahullahu Ta`ala : “Ketika kita meng-ithlakkan kata As Salaf, sebenarnya yang kita maksud dari sisi ishtilah ialah para shahabat Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam yang hidup sezaman dengannya, menimba `ilmu Din ini dari beliau secara langsung tanpa perantara…… demikian juga termasuk ke dalam ishtilah ini adalah para Taabi`iin yang telah mewarisi `ilmu para shahabat itu sebelum mereka wafat, mereka ini telah direkomendasi oleh Rasul Shollallahu `alaihi wa Sallam dan dipuji sebagai generasi yang terbaik, dimana Rasul Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata :

((خير الناس قرنى ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم)).

Artinya : “Sebaik baik generasi adalah manusia yang sezaman dengan saya, kemudian yang mengikutinya, kemudian yang mengikutinya.” Dan meliputi juga dalam ishtilah ini Atbaa`uttabi`iin.” (As Shifaatul Ilahiyyah fil Kitab was Sunnah, hal. 57).

Berkata Syaikh kami Sholih bin `Abdullah Al `Abuud : “Sesungguhnya yang dimaksud dengan kata As Salafiyah adalah setiap orang yang mengikuti jalan generasi As Salafus Sholih dari ummat ini, mereka juga dikenal sebagai Ahlis Sunnah wal Jamaa`ah, artinya Al Ijma` yang dijadikan sebagai hujjah, bersatu dalam mengikuti Sunnah Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam dan atsarnya baik secara batin atau zhohir dan mengikuti jalan orang yang pertama kali memeluk Din Islam ini dari kalangan Muhajirin dan Anshor serta orang orang mengikuti mereka dengan baik…” (`Aqidah As Syaikh Muhammad `Abdul Wahaab As Salafiyah, hal. 195).

Berkata As Syaikh Bakar bin `Abdullah Abu Zaid : “Apabila dikatakan As Salaf, atau As Salafiyuun, atau sungguh sungguhnya mereka mengikuti As Salafiyyah : merupakan nisbah kepada As Salafus Sholih yaitu seluruh shahabat radhiallahu `anhum serta orang orang yang mengikuti mereka dengan baik, bukan orang orang yang dikuasai oleh hawa nafsu (ahlul ahwa) setelah zaman shahabat- dari kalangan khalaf yang memisahkan diri dari As Salafus Sholih dengan nama dan bentuk tertentu, …. Dan oleh karena itu yang dimaksud dengan lafadz salaf disini adalah : As Salafus Sholih, dengan dalil bahwa lafadz ini secara muthlaq ialah setiap yang berjalan dan mengikuti para shahabat radhiallahu `anhum- walaupun dia berada di zaman kita ini… demikianlah yang sebenarnya, sedangkan ahli `ilmu menjelaskan, ini merupakan nisbah tidak ada padanya bentuk yang keluar dari ketentuan Al Kitab dan As Sunnah, ia merupakan nisbah yang tidak mungkin terpisah sedetikpun dari generasi yang pertama, bahkan ia merupakan bagian dari mereka dan kembali ke jalan mereka, adapun orang yang menyelisihi cara mereka dengan memakai nama dan bentuk tertentu, tidak termasuk di dalamnya, walaupun hidup di zaman dan bertemu dengan mereka, dengan demikian para shahabat radhiallahu `anhum betul betul berlepas diri dari Al Qadariyah dan Al Murjiah serta orang orang yang mengikuti firqah firqah yang sesat ini.” Lihat : Hukmul Intima` Ilal Firaq wal Ahzaab wal Jamaa`ah Al Islamiyah (46-47).

Kemudian beliau berkata juga : “Jadilah kamu seorang yang benar benar salafiy, mengikuti jalan As Salafus Sholih dari para shahabat radhiallahu `anhum, orang orang setelah mereka dan siapapun yang mengikuti atsar mereka dari keseluruhan cabang cabang Din ini seperti At Tauhiid dan Al `Ibaadah serta yang lainnya.” Lihat Hulyatu Tholabul `Ilmi, hal. 8.

KAPAN MUNCULNYA ISHTILAH AS SALAFIYAH INI ??

Berkata Syaikh kami Muhammad Amaan Al Jaamiy : “Sesungguhnya ishtilah ini muncul dan masyhur ketika terjadinya perselisihan dan pertentangan yang hebat sewaktu membahas ushuluddin (pokok pokok agama) diantara firqah firqah kalamiyah (ahlul kalam), maka berusahalah seluruhnya meng-intisabkan diri mereka masing masing kepada As Salaf dan di-iklankan bahwa apa yang dijelaskan oleh salah satu dari firqah itu, itulah yang dipegang oleh As Salafus Sholih, jadi wajib diisytiharkan dan dimasyhurkan kalimat ini- keadaan seperti ini- lalu diasaskanlah qaedah qaedah dan tanda tanda yang jelas serta ittijah salafiy yang gamblang sehingga tidak menjadi kabur diantara orang yang benar benar ber-uswah dan berjalan di atas manhaj salafdengan orang orang yang hanya sekedar dakwaan saja.” As Shifaatu Ilahiyyaat, hal. (57-58).

Berkata As Syaikh Bakar Abu Zaid : “Sesungguhnya kaum muslimin yang awal awal- para shahabat radhiallahu `anhum- sebelum munculnya bibit bibit perpecahan dan pertentangan mereka tidak mempunyai nama tertentu sebagai pembeda, karena mereka tersebut sebagaimana disebutkan benar benar merupakan contoh atau gambaran dari agama Islam itu, akan tetapi setelah munculnya firqah firqah yang menyesatkan tersebut seperti : ahlul ahwa` (pengekor hawa nafsu), ahlul bid`ah disebabkan karena mereka mengikuti apa apa yang menyelisihi Din Islam, menjauhkan mereka dari Din itu, ahlus syubuhaat, karena mereka mencampurkan diatara haq dan bathil, dikaburkan oleh mereka yang haq itu dihadapan orang `awam, guna membangun atau menegakkan paham mereka yang keluar dari As Sunnah untuk terus berada dalam syubuhaat yang rusak dan menyakitkan, qudwah mereka dalam hal ini adalah musuh Allah dan Rasul-Nya Shollallahu `alaihi wa Sallam yang pertama yaitu iblis dilaknat oleh Allah- sebab dia inilah yang pertama kali menggunakan qiyas dalam rangka menyelisihi perintah Allah Ta`ala,

((قال أنا خير منه خلقتنى من نار وخلقته من طين)). الأعراف (12).

Artinya : Menjawab iblis : “Saya lebih baik daripadanya; Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” Al A`raaf (12). Setelah muncul firqah firqah tersebut, menisbahkan diri ke Din Islam, namun firqah firqah itu memisahkan diri dari dasar dasar yang kokoh sebagai gantungan kaum muslimin, muncullah laqab laqab (nama nama) yang sesuai dengan syari`at sebagai pembeda daripa jamaa`ah muslimin lainnya, untuk menafikan (menghilangkan) perpecahan dan pengekoran terhadap hawa nafsu, apakah nama nama itu memang sudah ditetapkan oleh ashol syari`at; seperti Al Jamaa`ah- Jamaa`tul Muslimin- Al Firqatun Naajiyah At Thooifatul Manshuurah atau disebabkan karena mereka sangat berpegang teguh sekali dengan As Sunnah di depan ahlil bid`ah, oleh karena itu terjadilah hubungan yang kuat diantara mereka dengan generasi pertama dulu, dikatakan juga mereka ini : As Salaf- Ahlul Hadits- Ahlul Atsar- Ahlus Sunnah wal Jamaa`ah, ini merupakan laqab laqab (nama nama) yang disyari`atkan menyelisihi seluruh laqab yang ada sebagai tameng dari firqah yang menyesatkan…” Hukmul Intimaa` (40-41).

MASA DIMULAINYA PENGGUNAAN LAFADZ “SALAF.”

Satu hadits yang dikeluarkan oleh Al Bukhariy dan Muslim dan lafadz hadits di shohih Muslim dari jalan `Aisyah radhiallahu `anha- disebutkan- bahwa Faathimah radhiallahu `anha- berkata : Sesungguhnya Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam telah menyampaikan satu hadits pada saya :

((أن جبريل كان يعارضه بالقرآن كل عام مرة، وأنه عارضه فى العام مرتين، ولا أرانى إلا قد حضر أجلى، وإنك أول أهلى لحوقا بى ونعم السلف أنا لك)).

Artinya : “Bahwa Jibriil `alaihi wa Sallaam memuraja`ah Al Quran dengan satu kali setiap tahunnya, namun tahun dia lakukan dua kali, demikian disebabkan karena dekatnya ajal saya, sesungguhnya kamu ya Fathimah merupakan yang pertama kali bertemu dengan saya nanti di akhirat dan “Salaf” yang paling nikmat adalah kamu.” Al Bukhariy- kitabul Isti`dzaan-bab man naaja baina yadaiyinnaas (11/80), Muslim-kitab Fadhaailus Shohaabah- bab Fadhaailu Faathimah (4/1905).

Berkata Al Imam An Nawaawiy : “As Salaf maknanya yang terdahulu, saya lebih dahulu di depan kamu lantas kamu tolak saya?. (Syarhun Nawaawiy terhadap Shohih Muslim (16/7).

Dari Anas bin Maalik radhiallahu `anhu berkata : “Kalau seandainya seorang laki laki mendapati As Salaf yang awal, lantas dia diutus pada hari ini, tidak diketahui tentang Islam yang menyelisihi, sambil meletakan tangannya di pipinya, lalu dia kembali berkata : kecuali sholat ini.”

Kemudian beliau berkata : “Adapun selanjutnya- demi Allah atas yang demikian- bagi yang hidup pada zaman ini, tidak menemui generasi As Salafus Sholih, maka dia akan melihat dimana seorang ahlu bid`ah menyeru kepada bid`ahnya, dan dia lihat juga ahlu dunia mengajak kepada dunianya, namun dia dipelihara oleh Allah Ta`ala, Allah jadikan hati terpaut dengan generasi As Salafus Sholih tersebut sambil dia memohon kepada Allah untuk selalu berada diatas jalan mereka, berpedoman kepada atsar atsar dan mengikuti jalan mereka, guna mengharapkan balasan yang sangat besar, maka hendaklah kalian menjadi seperti mereka insya Allah.” Al I`tishom oleh As Syaathibiy (1/34).

Dari Maimuun bin Mihraan dari bapaknya berkata : “Kalalu seandainya seorang lelaki dikalangan As Salaf dibangkitkan dihadapan kalian maka tidak akan dikenal ada qiblah selain qiblah ini.” Al I`tishom (1/34).

Berkata Ibnu Hajar rahimahullahu Ta`ala : “Mihraan orang tua Maimuun Al Jazriy, berkata Al Baghawiy : Al Bukhariy menyebutkannya sebagai shahabat.” Al Ishaabah fi Tamyiizis Shohabah-huruf mim- (3/467).

Al Imam Al Bukhariy memberikan bab di dalam shohihnya berkata : “Bab yang menunjukan mengendarai binatang dan fuhuulah (kuda jantan) dari kuda.”

Berkata Raasyid bin Sa`ad : “Kaum As Salaf menyenangi al fuhuulah (kuda jantan) sebab dia lebih kencang dan mudah diatur.”

Berkata Ibnu Hajar : “Raasyid bin Sa`ad Al Maqraiy, tabii`in di kota Syam meninggal tahun 113 H.” Tahdziibut Tahdziib (3/225), dan lihat juga Taqriibut Tahdziib hal. 315, cetakan Daarul `Aashimah.

Kemudian beliau berkata : “Perkataan Raasyid “kaum As Salaf” artinya para shahabat dan generasi setelah mereka.” Fathul Baariy Syarhu Shohih Al Bukhariy (6/66).

Kemudian beliau juga memberikan sub bab di kitab –Al At`imah-bab Tidak pernah kaum As Salaf menyimpan (memonopoli) di rumah rumah dan di perjalanan mereka makanan.” Fathul Baariy (9/552). Berkata Al Imam Abu `Amru Al Auzaa`iy : “Hendaklah kamu bersabar di atas As Sunnah berhentilah kamu sekira kira dimana salaf berhenti, berkatalah seperti perkataan mereka, tahanlah dirimu sebagaimana mereka menahan diri mereka dan berjalanlah di atas jalan salaf kamu yang baik sesungguhnya yang demikian cukup bagimu.” Syarhu Ushul I`tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa`ah –Al Laalikaaiy (1/154).

Berkata juga beliau : “Wajib bagimu untuk mengikuti atsar atsar kaum salaf walaupun kamu ditolak oleh manusia lainnya, dan jauhilah olehmu pemikiran pemikiran yang sesat walaupun dihiasi perkataan itu di hadapanmu.” As Syarii`ah oleh Al Ajurriy hal. 58).

( Sumber : http://thullabul-ilmiy.or.id/modules/news/article.php?storyid=4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar